Sejarah berdirinya IPSNU PAGAR NUSA ini pada umumnya dilatarbelakangi oleh perasaan gelisah yang dirasakan oleh para ulama terutama perguruan pencak silat yang kala itu tidak ada suatu wadah yang menaungi perguruan pencak silat berakhidah ahlussunah wal jama'ah annadliyah yang jumlahnya tidak sedikit, jadi sangat disayangkan jika perguruan pencak silat di lingkungan NU kala itu tidak ada wadah tersendiri untuk bersatu dalam suatu wadah. Suatu ketika pendekar asal Ponorogo,Jawa Timur Yaitu Drs. KH. Muhammad Nur Aziz (guru besar Batara Perkasa) yang mempunyai gagasan untuk mendirikan sebuah wadah khusus perguruan pencak silat di kalangan NU, karena beliau terinspirasi dari organisasi Islam Muhammadiyah yang memiliki organisasi otonom yaitu Tapak Suci sedangkan Nahdlatul Ulama belum memiliki dikala itu. Lantas kemudian dari situlah Akhirnya Drs. KH. Muhammad Nur Aziz menyampaikan gagasannya ke KH. Lamro Asyhari Muridnya sendiri yang ada di Tebuireng ...
Salah satu adab murid kepada guru adalah selalu mendoakan kebaikan untuk guru dan keluarganya. Mendo'akan kebaikan dunia dan akhirat, Kebaikan juga untuk istri dan putra putri guru,Terutama berdo'a agar ilmu yang diberikan menjadi ilmu yang manfaat,Ilmu yang berkah.
Begitulah para ulama dahulu yang selalu mendo'akan orang yang telah berjasa baik padanya dalam hal ilmu. Mendoakan kebaikan untuk guru. Sebab mereka sangat mencintai dan menghormati gurunya.
Abu Bakar bin Khalad berkata,
أَنَا أَدْعُو اللهَ فِي دُبُرِ صَلاَتِي لِلشَّافِعِي
“Aku selalu berdo’a pada Allah di akhir shalatku untuk Syafi’i.” (Disebutkan oleh Imam Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam An-Nubala’, 10: 20).
Setiap kebaikan orang lain hendaklah kita balas. Apalagi kebaikan ilmu yang diberikan. Meskipun memang mustahil membalasnya karena ilmu adalah jasa yang tidak ternilai. Bisa jadi hanya dengan tidak terputus selama selalu mendo'akan guru sebagai satu satunya cara kita berterimakasih,termasuk pula kita hendaknya selalu mengamalkan ilmu yang telah guru berikan kepada kita kepada orang lain.
Dari Jabir bin ‘Abdillah Al Anshari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرْوُفٌ فَلْيُجْزِئْهُ، فَإِنْ لَمْ يُجْزِئْهُ فَلْيُثْنِ عَلَيْهِ؛ فَإِنَّهُ إِذَا أَثْنَى عَلَيْهِ فَقَدْ شَكَرَهُ، وَإِنْ كَتَمَهُ فَقَدْ كَفَرَهُ، وَمَنْ تَحَلَّى بَمَا لَمْ يُعْطَ، فَكَأَنَّمَا لَبِسَ ثَوْبَيْ زُوْرٍ
“Siapa yang memperoleh kebaikan dari orang lain, hendaknya dia membalasnya. Jika tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, hendaklah dia memuji orang tersebut, karena jika dia memujinya maka dia telah mensyukurinya. Jika dia menyembunyikannya, berarti dia telah mengingkari kebaikannya. Seorang yang berhias terhadap suatu (kebaikan) yang tidak dia kerjakan atau miliki, seakan-akan ia memakai dua helai pakaian kepalsuan.” (HR. Al-Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad no. 215).
Ibnu Jama’ah Al-Kanani rahimahullah menyebutkan, “Sebagian ulama terkadang membacakan hadis dengan sanadnya. Mereka lalu mendoakan setiap perawi dalam sanad tersebut. Itulah bentuk kekhususan karena telah diberikan anugerah ilmu yang luar biasa.” (Tadzkir As-Sami’ wa Al-Mutakallim, hlm. 64).
Untuk guru perguruan beladiri Batara Perkasa khususon Guru Besar KH Muhammad Nur Aziz, beserta keluarga beliau selalu dalam lindungan dan penjagaan Allah SWT, selamat dan sejahtera lahir batin dunia akhirat.
Jazakumullaah Khayr.
Wallahu a'lam.
Komentar
Posting Komentar